Pada hari itu saya sedang menonton salah satu acara televisi bertajuk minta tolong. Selagi saya menyaksikan acara televisi tersebut, saya langsung teringat dengan tugas Ilmu Budaya Dasar yang di berikan kepada kelas kami kemarin, yaitu membuat satu tulisan tentang program acara televisi yang mengangkat tentang kehidupan orang-orang yang kurang mampu. Program ini konsepnya adalah, meminta tolong kepada orang yang kurang mampu oleh orang yang kurang mampu juga. Dimaksudkan agar kita dapat melihat di antara orang yang kurang mampu, pasti ada satu orang yang memiliki hati tulus yang mau membantu walaupun sedang dalam keadaan yang susah.
Pada episode yang saya tonton, diceritakan seorang ibu-ibu gelandangan yang belum makan apa-apa dari hari kemarin. Dia meminta tolong kepada orang lain untuk membelikannya nasi bungkus untuk di makan.
Pertama Ibu itu pergi ke pangkalan tukang becak, dan meminta di belikan nasi oleh tukang becak yang sedang mangkal di sana. Tukang becak itu menolak.
Lalu ibu Minah (nama aslinya) pergi ke pinggir jalan dan menemukan seorang ibu tua yang sedang menjaga warung kelontong. Bu Minah meminta nasi kepada Ibu berbaju hijau itu, tetapi gagal lagi. Ibu itu menolak memberikannya nasi.
Tetapi setelah Ibu Minah kembali berjalan, tiba-tiba Ibu berbaju hijau itu kembali kepada Ibu Minah dan menawarkan memberikan bantuan. Entah mengapa dengan cepat Ibu berbaju hijau itu berubah pikiran ingin membantu Ibu Minah, setelah di selidiki oleh tim Tolong, ternyata Ibu berbaju hijau itu sudah mengetahui keberadaan tim Tolong, maka Ibu itu tiba-tiba ingin menolong Ibu Minah, hanya karena satu tujuan, yaitu mendapatkan uang dari tim Tolong. Bu Minah pun gagal mendapatkan malaikat penolongnya.
Sasaran selanjutnya adalah tempat pemulung. Ibu Minah meminta tolong kepada seorang Ibu pemulung yang sedang menugumpulkan sampah. Tetapi Ibu pemulung itu tidak mau memberikan bantuan.
Ibu Minah tidak menyerah untuk menemukan malaikat yang mau dengan senang hati membantunya.
Maka Ibu Minah pergi ke pasar dan menunggu di sana.
Setelah menunggu lama, tiba-tiba ada seorang Ibu-ibu dengan membawa plastik lewat di depan Bu Minah. Bu Minah menyapanya dan meminta bantuan nasi kepada Ibu itu. Tanpa berpikir panjang, Ibu itu menyerahkan bungkusan yang sedang di bawanya kepada Bu Minah, akhirnya Ibu Minah menemukan malaikat baik hati yang mau membantunya.
Ibu itu bernama Ibu Surti. Seorang Ibu yang sudah tua dan renta. Ibu Surtu menyimpan banyak cerita di balik kehidupannya. Kehidupan yang sebenarnya sangat berat dan tidak semua orang bisa kuat menjalaninya. Ibu Surti tidak pernah bertemu dengan kedua orang tuanya, sejak lahir dia dibuang dan tidak ada yang mau mengurusnya, hanya karena kaki kanannya yang cacat. Ibu Surti juga tidak memiliki keluarga sama sekali. Tidak punya suami, apalagi anak. Ibu Surti bekerja sebagai kuli bantu di pasar Semarang. Pekerjaan yang hanya dapat menghasilkan penghasilan yang sangat minim.
Setelah bercerita dan Ibu Minah pulang, Ibu Surti melanjutkan perjalanannya menuju dalam pasar, dan langsung di cegah oleh tim Tolong. Tim Tolong langsung memberinya sejumlah uang. Dan Ibu Surti pun langsung menangis gembira dan mengucap syukur.
Dari episode dalam acara ini, saya mempelajari hal yang berharga. Bahwa banyak sekali orang yang memiliki sedikit kebahagiaan di dalam hidupnya. Dan mungkin selalu saja kesusahan maupun kesulitan yang di hadapi. Tetapi Ibu Surti tidak pernah menyerah, dia melanjutkan hidupnya. Itu yang saya sangat kagumi. Semoga tulisan saya ini dapat memberikan sesuatu kepada siapapun yang membaca. Terima Kasih :)
Nama : Yolanda Uly Artha S.
NPM : 55409992
Kelas : 1IA13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar